DESTINY
Author : mimi
Cast :
-
Oh Sehun EXO
-
Kim Hyunri
-
Byun Baekhyun
-
Shin Hyejin
-
another
Genre: oneshoot, romance, sad, school life, drama, AU.
Rating: PG-15+
Author pov
“Oppa~”
“Hem? Wae chagi?” Tanya Baekhyun, ia mengeratkan
pelukannya pada hyunri.
“Aku masih tidak percaya kau
menjadikanku yeojachingu mu, oppa” ucap Hyunri.
“Jinjja? Kalau begitu akan ku buktikan
agar kau percaya,” baekhyun tersenyum evil.
“Eh? Mwo? Ya! Chakamman ini disekolah
oppa!” Baekhyun mulai mendekatkan wajahnya pada hyunri. Sangat dekat.. hidung
mereka sudah saling menyentuh. Debaran jantung Hyunri pun sudah tak karuan
lagi.
“Op—ppa!”
Hyunri POV
“HYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!”
PLETAK!
“Akh! Yaaaaaa!” pekik ku sambil
memegangi kepalaku yang dilempar penghapus oleh Lee sonsaengnim.
“Kau meneriaki siapa nona kim?” Tanya
Lee sonsaengnim dengan muka galaknya yang sudah melegenda di sekolah ini, Genie
Senior High School.
Ya, aku bersekolah di Genie Senior
High School. Namaku Hyunri, Kim Hyunri. Siswa biasa yang sangat biasa, tapi
setahuku lumayan banyak yang mengenalku disini,
aku masih kelas XI, tepatnya kelas XI-A. Dan sekarang aku sedang
tertangkap setan lepas yang entah kenapa bisa menjadi guru fisika di sekolah
berkelas ini. Siapa lagi kalau bukan Lee sonsaengnim.
‘Matilah aku sekarang!’ batinku.
“Mianhaeyo sonsaengnim.. Aku terlalu
mengantuk sehingga tertidur di kelasmu” aku membungkuk 900.
Wajah Lee sonsaengnim semakin memerah,
“Kau tahu? Aku tidak suka jika ada siswa yang tidak memperhatikan dan malah
asyik bermimpi di kelasku. Jadi nona Kim…”
Ku tundukkan kepalaku
sedalam-dalamnya, “KELUAR DARI KELASKU SEKARANG JUGA!!!”
Glek!
‘Sudah kuduga’ batinku.
Dengan telinga yang masih panas karena
teriakan Lee Sonsaengnim, aku berlari keluar kelas, menghindari
teriakan-teriakan sonsaengnim selanjutnya yang bisa memecahkan gendang
telingaku.
-Taman belakang sekolah-
Aku berjalan lunglai kearah pohon
besar yang di bawahnya terdapat bangku panjang yang nyaman sekali untuk
diduduki.
“Haiiiisss… kenapa tadi aku bisa
bermimpi Baekhyun Sunbae?! Karena nya aku ketahuan tidur di kelas Lee
sonsaengnim. Akh sial!” gerutuku sambil menendangi kerikil-kerikil tak berdosa
yang tersiksa karena kaki nakalku ini.
“Tapi… mimpiku tadi sangat indah~.
Kyaaaa sunbae!!!” pekikku kegirangan.
PLETAK!
“YAAAA DIAM KAU NONA KIM! KAU MAU KUBERI
NILAI F DIRAPORTMU EOH?!” kata Lee sonsaengnim setelah melempar penghapus
kearahku dari lantai dua.
“A—ani lee sonsaengnim. Aku.. aku akan
diam. Hehe. Mianhae sonsaengnim.. mian..” sambil membungkuk 900
berulang kali.
“Awas saja jika kau ribut lagi!” Ancam
Lee sonsaengnim.
“Ye sonsaengnim.” Kataku sambil
membungkuk sekali lagi hingga Lee sonsaengnim kembali mengajar.
“Fiuuuh.. Aiiiih Lee sonsaengnim
keterlaluan. Dia sudah 2x melemparku dengan penghapus. Ugh… kepalaku.” Keluhku
sambil duduk dibangku taman itu.
Kresek-kresek.
Kutengok kebelakang, tidak ada siapa-siapa.
“Eh? Nuguya?” kutengok kesegala arah. Masih tidak ada seseorang atau apapun
yang muncul,otakku sudah mencerna hal yang tidak-tidak.
“Hoaaaamhh.. Kau ini mengganggu
tidurku saja.” Seorang namja muncul dari sisi lain pohon besar ini. Ia tinggi,
berambut pirang kecoklat-coklatan , dan yang paling penting.. dia tampan.
Aiiiih Hyunri.. ingat Baekhyun sunbae. Beberapa saat aku menatapnya, dan seakan
tak tahu diri aku mulai menjelajahi wajah tampannya. Dia sedang mengucek-kucek
matanya, dan sekarang dia sedang menatapku, entah karena bingung atau… karena
kecantikanku ini? *kege’eran bgt lu neng.
“Eh? Nu.. nuguya?” tanyaku setelah
terlepas dari jeratan ketampanannya.
“Bukan siapa-siapa. Hoaaaamh. Geundae.. Aku pinjam pahamu, aku ingin tidur.
Kuharap kau tidak membuat keributan lagi. Jaljayo.” Ucapnya sambil membenarkan
posisi kepalanya di pangkuanku.
“Eh? Ya! Ya! Aku tanya kau siapa, tapi
kenapa sekarang kau malah tidur. Dan.. dan kenapa kau tidur dipangkuanku? Ya!”
kataku memburunya. Tapi sayangnya aku tidak mendapat jawaban, hanya suara
dengkuran halus saja yang terdengar.
“Aiiiiih… hal aneh apa lagi yang
terjadi sekarang?” ucapku frustasi.
Sruk.
Ada daun kecil yang jatuh diantara
pipi dan hidung namja itu. Ku ambil daun kecil itu, dan tanpa sengaja aku
terseret lagi kedalam perangkapnya, ya, wajah tampannya itu. Ku pandangi wajah
tampannya, saat tidur wajahnya terlihat polos. ‘imut sekali’ batinku. Ku
rapikan rambutnya yang sepertinya agak mengganggu tidurnya itu.
Entah mendapat bisikan setan dari
mana, aku mulai mendekatkan wajahku, bermaksud ingin mengagumi wajahnya lebih
dekat lagi. Wajah kami mungkin hanya berjarak 2cm sekarang, karena sudah dapat
kurasakan hembusan napas hangatnya yang menyapu wajahku dan juga hidung kami
yang saling bersentuhan.
‘Wajahnya lebih tampan jika dilhat
dari dekat, kyeopta.’ Ucapku dalam hati, kedua sudut bibirku pun terangkat.
KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING!!!
Bel pertanda pelajaran Lee sonsaengnim
telah selesai pun berbunyi. Aku masih mengagumi wajah namja di pangkuanku ini
dengan jarak yang sudah tidak wajar. Perlahan namja dipangkuanku itu membuka
matanya. ‘Apa yang kukatakan? Dia membuka matanya? Oh tidak! Apa yang harus ku
lakukan?’ batinku setelah sadar apa yang kulakukan sekarang.
Namja itu mengerjap-ngerjapkan
matanya, dan aku hanya bisa membelalakan mataku. Dia mulai sadar, matanya terbelalak
dan..
JEDUK! Ia bangun tiba-tiba, hingga kepala
kami saling berbenturan.
“Akh!” pekik kami berdua dengan tangan
kami yang saling mengelus-ngelus jidat masing-masing.
“Ya! Apa yang kau lakukan padaku?”
Tanya namja itu, ia menatapku dengan tatapan yang cukup mematikan.
“Aaakh.. Sakit. Kau ini jika ingin
bangun seharusnya katakan dulu padaku. Aiiiishh kepalaku.” Ucapku masih sambil
mengelus-ngelus jidatku yang sepertinya akan ‘benjol’.
“Yaaa! Napeun yeoja, aku tanya apa
yang kau lakukan tadi hah? Kau ingin menciumku eoh? Cepat katakan padaku!”
Tanya namja itu lagi dengan pertanyaan yang memburu dan menyudutkanku.
“MWO?! Menciummu? Haha mana mungkin
aku bisa melakukan itu. Namamu saja aku tidak tahu, kau kira aku yeoja murahan
apa?” balasku dengan tegas dan menatap matanya.
Dia mendekatkan wajahnya dan menatapku
dengan tajam, dan berkata “mungkin saja kan. Kalau begitu mana buktinya jika
kau tidak berbuat apa-apa terhadapku?”
“Eh? He-hei aku benar-benar tidak
melakukan apapun. Bagaimana cara aku membuktikannya?” ucapku agak gugup, entah
kenapa.
“Lalu apa yang kau lakukan saat aku
tidur tadi?” namja itu berkata dengan nada dan tatapan dinginnya.
Degh!
‘Gawat! Apa yang harus ku katakan?’
batinku bingung.
“Eeerr.. itu…” kualihkan pandanganku
kearah lain, karena tatapannya itu bisa saja membunuhku.
“Hem?” tatapannya masih menuntut dan
dia semakin mendekatkan wajahnya.
“Eh.. ta-tadi aku.. tadi ada daun
kecil yang jatuh, jadi aku menyingkirkannya. Lalu..” ucapku tertahan, ku gigit
bibir bawahku.
“Lalu apa?”
“Aku..”
“Oh Sehun!” ucap seseorang namja,
suara itu. Suaranya tak asing lagi bagiku.
‘Fiuuuh..’ kuhela napas ‘hampir saja’
batinku. Ku tengadahkan wajahku menghadap seseorang yang sepertinya memanggil
namja disebelahku ini.
‘Omoooo Baekhyun sunbae~’ ucapku dalam
hati kegirangan. ‘Tunggu! Apa katanya tadi? Oh Sehun? Siapa itu? Omoo dia
mendekat kesini” batinku lagi saat melihat Baekhyun sunbae yang berlari
kearahku dan namja ini.
“Ya! Sehun, kau ini kemana saja? Kita
diminta berkumpul dengan yang lain.” Ujarnya setelah sampai kehadapan namja
disebelahku ini.
‘Jadi namanya Oh Sehun, ada hubungan
apa dia dengan Baekhyun sunbae?’ kutatap kedua namja ini, sedikit curiga.
“Ah hyung, aku malas berkumpul
sekarang. Lagi pula aku masih ada urusan dengan yeoja ini” sekilas dia melirik
kearahku.
“Tapi Sehun-ah, kita harus membicarakan
tentang kompetisi itu. Ayolah sebentar saja. Nona, aku boleh meminjam namja ini
sebentarkan?” Tanya Baekhyun sunbae sambil menatapku dengan senyum yang sangat
manis mengembang diwajahnya.
Aku hanya bisa mengangguk, seperti
orang bodoh saja. Tapi aku memang akan jadi bodoh jika didepanku ada seorang
Byun Baekhyun.
“Chaa! Ayo kita pergi Sehun-ah. Sampai
nanti nona!” kata Baekhyun sunbae yang menyeret sehun yang mencoba melarikan
diri, dan Baekhyun Sunbae juga sempat melambaikan tangannya padaku.
Kutatap
kepergian dua namja tampan itu hingga tak terlihat lagi. Hembusan napas keluar
dari mulut mungilku, kutengadahkan kepalaku hingga menatap lagit biru. Sebuah
senyuman mengembang diwajahku.
Sehun POV
“Heeeh…” helaan napas terus keluar
dari mulutku. Aku benar-benar malas membahas tentang kompetisi itu. Kusenderkan
punggungku pada senderan kursi.
Oh ya, kenalkan, namaku Oh Sehun. Aku
siswa kelas XI-C di Genie Senior High School. Aku adalah anggota sebuah grup
dance yang bernamakan EXO, grupku beranggotakan 12 orang. Kebanyakan member di
grupku adalah kelas XII. Berbicara sedikit tentang grup dance kami ini, kami
telah banyak memenangkan kompetisi-kompetisi dance yang ada di korea. Kami juga
sering tampil diacara-acara, misalnya difestival. Meski kami grup dance, kami
juga bisa bernyanyi dan menciptakan lagu. Dan pada kompetisi yang sedang kami
bicarakan sekarang ini adalah kompetisi pencarian bakat yang mungkin saja bisa
membawa kami terjun kedunia entertainment.
Kembali kecerita.
Kejadian tadi siang terputar kembali
diotakku. Yeoja itu, senyum itu, suara itu. Kim Hyunri, yeoja yang selama ini
telah mengalihkan semua perhatianku padanya. Yeoja yang selama ini telah
megunci hatiku hanya untuknya seorang.
Suatu kebanggan bagiku untuk bisa
tidur dipangkuannya seperti tadi, tapi sebenarnya aku tidak tidur. Aku hanya
menutup mataku menikmati waktu bersama yeoja itu. Tapi aku tidak tahu jika ia
akan mendekatkan wajahya seperti tadi. Bagaimana aku bisa tahu? Tentu saja aku
tahu, hembusan napasnya mengenai wajahku dan hidung mungilnya itu sudah
mengenai ujung hidungku. Kau tahu bagaimana perasaanku pada saat itu? Ya benar,
aku sangat gugup dan juga senang. Darahku seakan mendesir saat kulit kami
saling bersentuhan, dan debaran jantungku sudah berpacu tak karuan. Mungkin
jika aku tak bangun saat bel berbunyi, aku sudah mati karena jantungan. Tapi
sebenarnya aku masih ingin tahu apa yang akan selanjutnya ia lakukan.
Kim Hyunri, kau telah membuat hidupku tak
karuan.
“Ya! Sehunie apa yang sedang kau
pikirkan eoh? Kau sedang memikirkan yeoja ya?” Tanya Luhan hyung yang mendapat
predikat coupleku ini.
“Heh? A-ani hyung.” Balasku agak
gugup.
“Lalu siapa yeoja yang bersamamu
tadi?” giliran Baekhyun hyung yang bertanya. Sial, aku harus jawab apa? Semua
hyung-hyungku dan juga Tao menatapku dengan tatapan ingin tahu mereka, terutama
Luhan hyung.
“Eeeh.. itu.. dia .. aku tak tahu.”
Ucapku setenang mungkin, tapi sepertinya gagal.
“Jinjjayo? Ayolah katakan pada kami,
apa dia yeojachingumu?” ucap Kai hyung menuntut jawaban lebih. Dasar kulit
hitam, mau mati ya?!
“Mwo?! Aniya. Mana mungkin, dia saja
tidak mengenalku.”
“Mau kukenalkan?” Tanya Suho, leader
di grupku ini.
“Eoh? Maksudmu, hyung?”
“Aku tadi sempat melihatmu, Baekhyun
dan yeoja itu di taman belakang. Dan yeoja yang tadi itu adalah tetanggaku. Aku
lumayan dekat dengannya, jadi mau kukenalkan?” jelas Suho hyung.
“Wooaaah.. kau beruntung sekali
Sehunie! Suho-ah, seperti apa yeoja itu? Siapa namanya? Dia kelas berapa? Apa
dia cantik?” Luhan hyung terlihat berseri-seri dan sepertinya akan mulai
mengintrogasi Suho hyung dan aku.
“Hmm.. nama yeoja itu Kim Hyunri” ya,
aku tau namanya, namanya sangat indah. “Ia murid yang cukup pintar, dan cukup
dikenal oleh kalangan siswa-siswi. Dia masih kelas XI, XI-A. Lalu.. dia juga
imut dan tentu saja cantik. Dan juga yeoja itu sangat hebat dalam urusan masak
memasak, masakannya sangat enak.” Suho hyung menjelaskan panjang lebar, aku
jadi semakin menyukai yeoja itu. Sungguh.
“Woooo… Calon istri yang sempurna, Sehun-ah.
Cantik dan pintar memasak, seleramu hebat juga,” celetuk Chanyeol hyung.
“Lagi pula kalian sama-sama kelas XI.
Waah sehun-ah kau beruntung.” Luhan hyung menambahkan.
Ya, sangat beruntung. Tapi aku masih
belum mendapatkan keberuntungan itu, entah kapan aku bisa memilikinya.
“Ah! Bagaimana jika besok kita
berkumpul di rumah Suho hyung saja? Jadi kita bisa mengajak yeoja itu
berkenalan dengan EXO dan tentu saja mendekatkan Sehunie dengan yeoja itu.
Benarkan?” celetuk Tao seenaknya. Aku belum siap mendekatkan diri dengannya,
dasar panda pabo!
“Hmm.. oke! Aku setuju, yang lain
setuju kan?” jawab si tuan rumah.
“SETUJUUUU!” seru semuanya kecuali aku
yang hanya bisa melongo. Mereka semua sepertinya berniat sekali ingin
‘mencomblangi’ ku dan yeoja itu. Akh sial!
Author POV
Achim haessare nuneul teugo
Haendeupon sigereul bogo
Eoje junbihan osuel ipgoseo
Seodulleo jibeul naseojyo
Meil jeulgyeo deutdeon norareul
Pip!
“Ne?” jawab hyunri yang sedang
mengaduk adonan waffle-nya.
‘Hyunri-ya, hari ini kau ada rencana?’
Tanya seseorang diseberang sambungan telpon ini.
“Aniya Suho oppa, waeyo?” jawab Hyunri
selagi membersihkan tangannya dari tepung.
‘Kau bisa kerumah oppa nanti?’ Suho
bertanya balik.
“Oh ne, kebetulan sekali aku sedang
membuat waffle. Apa oppa mau ku bawakan?”
‘Woaah aku mau! Aku mau! Bawakan yang
banyak Hyunri-ya!’ ucap Suho seperti anak kecil yang akan dibelikan mainan oleh
ibunya.
“Hahaha. Ne, arraseo. Aku akan kesana
1 jam lagi, oke?”
‘Okay my sweety rabbit.’ Hyunri
membelalakan matanya saat Suho menyebutnya ‘rabbit’, ia paling benci dengan
panggilan itu.
“Ya! Oppa, sudah berapa kali kubilang
jangan panggil aku ‘rabbit’!” pekik Hyunri kesal.
“Hahaha sampai nanti ‘RABBIT’!”
“Ya! Aw__”
Tut.. tut..
“Ya! Oppa!
Aiiihss dasar!” gerutu hyunri sambil mengaduk-aduk kembali adonannya dengan
perasaan kesal.
Author POV
“Bagaimana jika pada bagian ini kita
melakukan dance yang seperti ini saja?” ucap Kai yang sedang mempraktekkan gaya
serigala mengaum.
EXO sekarang sedang berkumpul di rumah
Suho, dan mereka kali ini akan membahas bagaimana koreografer dance mereka untuk kompetisi itu.
“Hmm.. bagus juga, tambahkan juga
gerakan seperti ini.” Tao memperagakan gerakan tangan yang seperti ingin
mencakar sambil melompat *tao moment saat diwolf.
“Ah daebak! Ini akan menjadi dance
yang keren!” chanyeol berucap.
Ting Nong! Ting Nong!
“Sebentar.” Suho beranjak dari
duduknya untuk membuka pintu.
Ceklek
“Annyeong oppa!” sapa Hyunri saat Suho
telah membukakannya pintu.
“Hyunri-ya, ayo masuk.” Suho mempersilakan
tamunya itu untuk masuk.
“Gurae.. kau bawa apa Hyunri-ya?”
Tanya Suho saat ia melihat Hyunri membawa tas tenteng.
“Aah.. ini waffle, tadikan aku sudah
bilang kalau aku sedang membuat waffle.” Jawab Hyunri sambil terus berjalan
masuk kearah ruang keluarga Suho.
Hyunri memang sudah sangat sering
datang kerumah Suho, dan lagi keluarga Suho telah menganggap Hyunri sebagai
keluarga mereka sendiri. Jadi Hyunri sudah biasa masuk seenaknya, seperti ini.
Saat Hyunri memasuki ruang keluarga.
“Op—“ kata-katanya terputus karena..
“Annyeong!” ada lebih dari 5 orang
namja *lebih tepatnya 10 orang, Suho dan sehun hanya diam* yang menyapanya.
“A-annyeong..” sapa Hyunri dengan muka
kaget dan bingungnya. Ia menengok kebelakang dan menatap kearah Suho, seperti
meminta penjelasan.
“ Oh iya, ini teman-teman oppa. Oppa
pernah cerita tentang ‘EXO’ kepadamu bukan? Nah inilah semua member EXO.”
Terang Suho.
“Ooh..” hyunri mangangguk-angguk tanda
megerti. Dilihatnya satu persatu kumpulan namja yang menamai mereka EXO itu. Ia
tampak membelalakan matanya saat melihat ada dua namja yang dikenalnya sedang
duduk dijejeran namja-namja lainnya.
‘Ja-jadi mereka berdua juga member
EXO?’ batinnya, ia sedang memperhatikan Baekhyun dan Sehun. Suho memang
menceritakan grup dance ini kepadanya, tapi ia tidak tahu jika Baekhyun sunbae
yang disukainya itu termasuk member EXO.
Hyunri POV
“Ah perkenalkan aku Byun Baekhyun,
yang waktu itu mengganggumu berduaan dengan namja ini di taman belakang. Kau
masih ingat bukan?” ucap Baekhyun sunbae, sekilas ia melirik kearah Sehun.Tentu
saja aku ingat kau sunbae, setiap malam aku selalu memikirkanmu.
“ Ne.. naneun Kim Hyunri imnida,
bangapseumnida,” balasku sambil membungkuk 900.
Setelah itu semua member
memperkenalkan diri masing-masing. Aku baru tahu jika namja yang bernama Oh
Sehun itu kelas XI-C. Dan ternyata ada beberapa member EXO yang berdarah Cina.
“Duduk lah, aku akan menyiapkan jus
untuk mu.” Suho oppa sedikit mendorongku.
“Ah, ani oppa. Aku juga mau menyiapkan
waffle ini, ayo kita ke dapur, oppa.” Ucapku, lalu menarik lengan Suho oppa
sambil nyengir kuda kearah kumpulan namja itu.
Sehun POV
Deg! Deg! Deg!
Akh jantungku mulai tak karuan lagi.
Dia, Kim Hyunri tangah berdiri dihadapanku sekarang. Dia sangat cantik, meski
hanya menggunakan t-shirt berwarna putih dan celana jeans ¾ , rambutnya yang
dibiarkan tergerai menutupi hampir seluruh punggungnya semakin membuat ia
menarik. Sungguh dia selalu mengalihkan semua perhatianku kepadanya.
“Duduk lah, aku akan menyiapkan jus
untuk mu.” ucap Suho hyung sedikit mendorong Hyunri.
“Ah, ani oppa. Aku juga mau menyiapkan
waffle ini, ayo kita kedapur, oppa.” Ucap Hyunri dan dia menarik lengan Suho
hyung. ‘MWO?! Menarik lengannya?’ ucapku dalam hati dengan mata yang
terbelalak.
Apa yeoja itu begitu dekat dengan Suho
hyung? Aiiih.. kenapa aku sampai tidak mengetahuinya?! Tak kusangka yeoja itu
bisa mendekati hyung kami yang bisa terbilang terlalu pekerja keras dan sibuk
ini. Yah memang banyak gadis yang mudah dekat dengannya karena kebaikan dan
ketampanannya itu. Tapi aku lebih tampan darinya. *pede bener lu bang*
Sekarang apa yang mereka lakukan
disana? Aku sangat penasaran, tak kusangka dengan melihatnya dekat dengan
hyungku sendiri aku sudah merasa kesal seperti ini.
“Chaa.. ini dia! Waffle dan teh
hangatnya datang!” seru Suho hyung, di belakangnya ada Hyunri yang sedang
membawa nampan berisi teh dan waffle .
“Waaaa! Cepat bawa kue itu kemari!”
ucap Tao yang paling bersemangat.
“Ayo duduk di sini Hyunri-ya” Luhan
hyung menepuk sofa di sebelahnya.
Hyunri pun segera duduk di sebelah
Luhan, di antara Luhan dan Kris hyung. Lagi-lagi aku merasa kesal karena dia
duduk diantara hyung-hyungku.
“Ige.. Waffle buatanku, silakan
dicoba.” Hyunri mempersilakan kami mencicipi wafflenya.
“Whooaaah! Mashita!” pekik Tao setelah
melahap waffle bagiannya.
“Jeongmal?” Tanya Hyunri memastikan.
Dan dijawab Tao dengan anggukan.
Aku pun mengambil waffle buatannya, ku
lahap, dan.. ‘ini sungguh enak, lebih enak dari pada waffle yang ada di café
atau toko kue manapun.’
“Bagaimana rasanya Sehun-ah? Enak
bukan?” Tanya Suho hyung.
“Eoh?” ucapku agak kaget, dan bingung.
Semua memandangku, termasuk Hyunri. Aiiisss.. tatapannya saja sudah membuatku
segugup ini.
“Hm. Ne,
mashita.” Ucapku seadanya, mencoba mengalihkan pandanganku dari gadis itu. Dari
ekor mataku dapat kulihat gadis itu
sedang tersenyum, mungkinkah ia senang karena ucapanku tadi? Ah mana mungkin.
Tapi melihatnya tersenyum seperti itu membuatku ikut tersenyum juga.
Author POV
“Gomawo sudah mengantarku, maaf
merepotkan kalian.” Hyunri membungkukkan badannya dan menampilkan senyuman
manisnya.
“Ah tidak masalah. Ini sudah malam,
tidak mungkin kami membiarkanmu pulang sendirian.” Baekhyun berucap.
“ Hahaha. Apa kalian mau mampir dulu?”
Hyunri menunjuk kearah rumahnya.
“Ani, kami harus pulang sekarang.”
Ujar kris, namja itu sekilas melihat jam tangannya.
“ Arraseo.” Ucap hyunri dengan
mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Nah ayo cepatlah masuk, Hyunri-ya.
Jaljjayo!” Chen melambai-lambaikan tangannya seperti mengusir, tetapi ia
melakukan itu dengan senyuman yang sangat manis.
“Ne,
jaljjayo!” balas Hyunri sebelum memasuki rumahnya.
Sehun POV
“Ya Sehunie! Kenapa hari ini kau
pendiam sekali? Harusnya kau bicara banyak dengan yeoja itu. Kau tahu, yeoja
itu sangat manis, bagaimana jika nanti Kris merebutnya darimu?” Luhan mulai
lagi sekarang, baru saja yeoja itu masuk kedalam rumahnya. Bagaimana jika nanti
ia mendengar ini? Akh hyung!
“Hei! Aku tidak mungkin merebut
‘yeoja’ dongsaengku sendiri.” Sergah Kris hyung. Sekarang kami sedang dalam
perjalanan pulang dengan menaiki mobil Kris hyung.
“ Tapi kau ini bisa saja tiba-tiba
tertarik padanya. Kau kan pernah bilang kalau kau menyukai yeoja yang pintar
memasak, Hyunri pintar memasak. Jadi___”
Cepat-cepat ku potong kalimat Luhan
hyung, “Hyung bisakah kalian diam? Kalian ini terlalu bersemangat ingin
mengenalkanku pada Hyunri-shi, padahal aku belum berkata ya dan lagi aku masih
belum siap mendekatkan diri padanya.” Ucapku tegas, “aku mau tidur” sambungku
kemudian.
Haaah~
ntah apa sekarang yang hyung-hyugku pikirkan, tiba-tiba aku membentak mereka
seperti itu. Mungkin memang salahku mengikuti rencana mereka memperkenalkan
Hyunri padaku. Rencana ini malah membuatku kesal, dia, Hyunri, yeoja yang telah
merebut hatiku ini malah asyik bercanda dengan hyung-hyungku. Mereka asyik
tanpa memedulikanku, bagaimana aku bisa mendekatkan diri dengan Hyunri jika
mereka semua hanya mengganggu saja.
Author POV
“Annyeong Hyejin-ah~!” sapa Hyunri pada
Hyejin yang merupakan teman sekalas dan juga sahabatnya.
“Annyeong~” balas yeoja bermarga Shin
itu, ia begitu cantik dengan kacamata yang membingkai wajah imutnya. Terlihat
dewasa sekaligus manis. Yeoja itu hanya melirik sekilas kearah Hyunri, lalu
kembali melanjutkan aktifitasnya yang tadi tertunda, membaca novel.
“Hyejin-ah~” Hyunri mulai memunculkan
aegyonya.
“Mwo? Kau minta aku mengajarimu PR
kemarin eoh?” Tebak Hyejin.
“Hehehe. Ajari aku ne? ne?” aegyo
Hyunri muncul.
“Andwe, kau pelajari sendiri. Aku
masih sibuk dengan novelku.”
“Mwoya? Ayolah ajari aku. Jebal~”
mohon Hyunri.
“Ani” balas Hyejin.
“Aiiiisshh.. ah hyejinie, kau tahu
kemarin aku sangat sangat sangat sangat bahagia!” setelah menyerah merayu
Hyejin, Hyunri mengganti topic
pembicaraannya. *kebiasaan cewe tuh kekeke.
“Wae? Memangnya apa yang membuatmu
bisa sesenang itu? Apa kau bertemu dengan monyetmu *Hyukppa* itu?” Hyejin
menutup novelnya, berencana ingin mendengarkan cerita sahabatnya ini.
“Ani, aku kemarin melihat malaikat.” Ucap
Hyunri dengan mata yang berbinar-binar.
“Eoh? Apa kau sakit?” Tanya Hyejin, ia
menempelkan bagian belakang tangannya ke dahi Hyunri.
“Aiiissshh.. Ya!!! Aku
sungguh-sungguh!” Hyunri mulai kesal, “yang kumaksud malaikat itu.. Baekhyun
sunbae.” Sambung Hyunri.
“Oh.. Bukankah kau setiap hari
melihatnya?” Tanya Hyejin, mulai bosan.
“Kali ini bukan melihatnya saja, aku
juga berbincang-bincang dengannya. Aigooo.. dia sangat tampan jika dilihat dari
dekat, dia juga sangat ramah.” Ucap Hyunri berlebihan.
Hyejin POV
“Kali ini bukan melihatnya saja, aku
juga berbincang-bincang dengannya. Aigooo.. dia sangat tampan jika dilihat dari
dekat, dia juga sangat ramah.” Ucap Hyunri.
Deg!
Menyenangkan sekali. Setiap kali
mendengar cerita sahabatku ini aku selalu merasa iri dengannya. Ia berkata
bertemu dengan baekhyun sunbae, berpapasan dengannya, dan sekarang ia dapat
berbincang-bincang dengannya. Kapan semua itu dapat kulakukan? Kapan aku bisa
menceritakan bagaimana senangnya aku saat berpapasan dengan Baekhyun sunbae?
Sepertinya sekarang ini.
Sebenarnya, aku juga menyukai orang itu, Baekhyun
sunbae. Benar-benar menyukainya, ah tidak, aku mencintainya. Hanya saja, aku
tidak bisa mengatakannya pada Hyunri. Ia begitu senang saat membicarakan orang
itu, ia selalu tersenyum dengan lebar dan manis. Jika aku mengatakan ini
kepadanya, mungkin senyum itu akan hilang, dan aku pasti akan menyalahkan diriku
sendiri.
Lagipula dialah yang membuatku menyukai
Baekhyun sunbae. Dia yang membuatku mengetahui semua hal tentang Baekhyun
sunbae, makanan kesukaannya, kebiasaanya, semua tentangnya. Mana bisa aku
menusuk sahabatku sendiri dari belakang? Meski hati ini sakit dan merasa iri
karena rasa yang tertahan ini, biarlah dulu. Aku tahu ini semua yang terbaik,
semuanya akan baik-baik saja, ya, baik-baik saja.
“Ya! Hyejin-ah, kau ini kenapa
melamun?!” ucap Hyunri menyadarkanku dari lamunanku.
“Eoh? Ah mianhae Hyunri-ya.” Balasku
seadanya.
“Waeyo? Apa ada masalah?” Tanya
Hyunri, wajahnya terlihat khawatir.
“Ani,
tidak apa-apa.” Ucapku dengan senyuman terpaksa. Tak lama kemudian Park sonsaengnim
datang dan pelajaran pun dimulai.
Author POV
-Perpustakaan-
“Euuungh.. se—dikiit la—gi.
Euuunghh..” lenguh Hyunri, ia sedang berusaha meraih sebuah kamus bahasa jepang
yang entah kenapa ada dirak paling atas.
Sret!
“Ah!” sebuah tangan yang cukup kuat
mengambil kamus itu.
“Ini,” ucap sang pemilik tangan,
suaranya sangat menggema di telinga Hyunri. Hyunri pun berbalik dan mendongak
keatas. Betapa terkejutnya dia saat tatapan mata mereka berdua beradu, Oh Sehun
dan Kim Hyunri. Mereka begitu dekat.
‘Deg deg deg’ itu lah suara yang
mereka dengar, entah dari debaran jantung siapa. Tetapi debaran itu sangat
kencang. Keduanya seperti membeku, hingga salah satu dari mereka tersadar.
“I—ini, kaau sepertinya kesulitan
mengambil ini.” Ucapnya sambil menyerahkan buku itu pada Hyunri.
“Eh ne, khamsahamnida~” Hyunri
menundukan sedikit kepalanya. ‘astaga
ini memalukan’ batinnya.
“Cheonma, Hyunri-shi” balas Sehun.
“Eoh? Kau masih ingat namaku?” Tanya
Hyunri.
“Tentu saja, aku tidak sepikun dirimu”
Hyunri merintih ketika tangan Sehun sedikit menoyor (?) kepalanya.
“Ya! Siapa yang kau sebut pikun?!”
pekik Hyunri.
“Sstttt!” sergah para pengunjung
perpustakaan lainnya.
“Pelankan suaramu, babo. Ini di
perpustakaan.” Sehun terkekeh.
“Aiiisshh.. ya! Apa mau mu ha?!” tanya
Hyunri, suaranya lebih pelan dari sebelumnya.
“Tidak ada, aku hanya ingin membantu
nenek tua yang sedang kesulitan.” Ucap Sehun dengan muka polos, dan langsung
pergi meninggalkan Hyunri yang kesal karena ulahnya.
“Ya! Awas kau Oh Sehun!” pekik Hyunri
tertahan.
Sehun yang berjalan pergi menampilkan
smirknya, ‘ini akan menyenangkan’ batinnya.
TBC
note: wehehey.. saya comback membawa ff, TBC again kekeke~. oh iya, mianhae kalo tiba-tiba eneg gara-gara baca nih ff. tau aja kan kalo saya ini masih newbie dalam dunia ff, jadi pasti masih ada kata yang belom pas dan lagi pasti ada typo-typo bertebaran dimana-mana. sekali lagi mianhae.. wassalam!
0 komentar:
Posting Komentar