Kamis, 31 Oktober 2013

FF Sehun-Hyunri "DESTINY"

DESTINY

Author : mimi
Cast :
-          Oh Sehun EXO
-          Kim Hyunri
-          Byun Baekhyun
-          Shin Hyejin
-          another
Genre: oneshoot, romance, sad, school life, drama, AU.
Rating: PG-15+

Author pov
“Oppa~”
“Hem? Wae chagi?” Tanya Baekhyun, ia mengeratkan pelukannya pada hyunri.
“Aku masih tidak percaya kau menjadikanku yeojachingu mu, oppa” ucap Hyunri.
“Jinjja? Kalau begitu akan ku buktikan agar kau percaya,” baekhyun tersenyum evil.
“Eh? Mwo? Ya! Chakamman ini disekolah oppa!” Baekhyun mulai mendekatkan wajahnya pada hyunri. Sangat dekat.. hidung mereka sudah saling menyentuh. Debaran jantung Hyunri pun sudah tak karuan lagi.
“Op—ppa!”
Hyunri POV
“HYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!”
PLETAK!
“Akh! Yaaaaaa!” pekik ku sambil memegangi kepalaku yang dilempar penghapus oleh Lee sonsaengnim.
“Kau meneriaki siapa nona kim?” Tanya Lee sonsaengnim dengan muka galaknya yang sudah melegenda di sekolah ini, Genie Senior High School.
Ya, aku bersekolah di Genie Senior High School. Namaku Hyunri, Kim Hyunri. Siswa biasa yang sangat biasa, tapi setahuku lumayan banyak yang mengenalku disini,  aku masih kelas XI, tepatnya kelas XI-A. Dan sekarang aku sedang tertangkap setan lepas yang entah kenapa bisa menjadi guru fisika di sekolah berkelas ini. Siapa lagi kalau bukan Lee sonsaengnim.
‘Matilah aku sekarang!’ batinku.
“Mianhaeyo sonsaengnim.. Aku terlalu mengantuk sehingga tertidur di kelasmu” aku membungkuk 900.
Wajah Lee sonsaengnim semakin memerah, “Kau tahu? Aku tidak suka jika ada siswa yang tidak memperhatikan dan malah asyik bermimpi di kelasku. Jadi nona Kim…”
Ku tundukkan kepalaku sedalam-dalamnya, “KELUAR DARI KELASKU SEKARANG JUGA!!!”
Glek!
‘Sudah kuduga’ batinku.
Dengan telinga yang masih panas karena teriakan Lee Sonsaengnim, aku berlari keluar kelas, menghindari teriakan-teriakan sonsaengnim selanjutnya yang bisa memecahkan gendang telingaku.
-Taman belakang sekolah-
Aku berjalan lunglai kearah pohon besar yang di bawahnya terdapat bangku panjang yang nyaman sekali untuk diduduki.
“Haiiiisss… kenapa tadi aku bisa bermimpi Baekhyun Sunbae?! Karena nya aku ketahuan tidur di kelas Lee sonsaengnim. Akh sial!” gerutuku sambil menendangi kerikil-kerikil tak berdosa yang tersiksa karena kaki nakalku ini.
“Tapi… mimpiku tadi sangat indah~. Kyaaaa sunbae!!!” pekikku kegirangan.
PLETAK!
“YAAAA DIAM KAU NONA KIM! KAU MAU KUBERI NILAI F DIRAPORTMU EOH?!” kata Lee sonsaengnim setelah melempar penghapus kearahku dari lantai dua.
“A—ani lee sonsaengnim. Aku.. aku akan diam. Hehe. Mianhae sonsaengnim.. mian..” sambil membungkuk 900 berulang kali.
“Awas saja jika kau ribut lagi!” Ancam Lee sonsaengnim.
“Ye sonsaengnim.” Kataku sambil membungkuk sekali lagi hingga Lee sonsaengnim kembali mengajar.
“Fiuuuh.. Aiiiih Lee sonsaengnim keterlaluan. Dia sudah 2x melemparku dengan penghapus. Ugh… kepalaku.” Keluhku sambil duduk dibangku taman itu.
Kresek-kresek.
Kutengok kebelakang, tidak ada siapa-siapa. “Eh? Nuguya?” kutengok kesegala arah. Masih tidak ada seseorang atau apapun yang muncul,otakku sudah mencerna hal yang tidak-tidak.
“Hoaaaamhh.. Kau ini mengganggu tidurku saja.” Seorang namja muncul dari sisi lain pohon besar ini. Ia tinggi, berambut pirang kecoklat-coklatan , dan yang paling penting.. dia tampan. Aiiiih Hyunri.. ingat Baekhyun sunbae. Beberapa saat aku menatapnya, dan seakan tak tahu diri aku mulai menjelajahi wajah tampannya. Dia sedang mengucek-kucek matanya, dan sekarang dia sedang menatapku, entah karena bingung atau… karena kecantikanku ini? *kege’eran bgt lu neng.
“Eh? Nu.. nuguya?” tanyaku setelah terlepas dari jeratan ketampanannya.
“Bukan siapa-siapa. Hoaaaamh. Geundae.. Aku pinjam pahamu, aku ingin tidur. Kuharap kau tidak membuat keributan lagi. Jaljayo.” Ucapnya sambil membenarkan posisi kepalanya di pangkuanku.
“Eh? Ya! Ya! Aku tanya kau siapa, tapi kenapa sekarang kau malah tidur. Dan.. dan kenapa kau tidur dipangkuanku? Ya!” kataku memburunya. Tapi sayangnya aku tidak mendapat jawaban, hanya suara dengkuran halus saja yang terdengar.
“Aiiiiih… hal aneh apa lagi yang terjadi sekarang?” ucapku frustasi.
Sruk.
Ada daun kecil yang jatuh diantara pipi dan hidung namja itu. Ku ambil daun kecil itu, dan tanpa sengaja aku terseret lagi kedalam perangkapnya, ya, wajah tampannya itu. Ku pandangi wajah tampannya, saat tidur wajahnya terlihat polos. ‘imut sekali’ batinku. Ku rapikan rambutnya yang sepertinya agak mengganggu tidurnya itu.
Entah mendapat bisikan setan dari mana, aku mulai mendekatkan wajahku, bermaksud ingin mengagumi wajahnya lebih dekat lagi. Wajah kami mungkin hanya berjarak 2cm sekarang, karena sudah dapat kurasakan hembusan napas hangatnya yang menyapu wajahku dan juga hidung kami yang saling bersentuhan.
‘Wajahnya lebih tampan jika dilhat dari dekat, kyeopta.’ Ucapku dalam hati, kedua sudut bibirku pun terangkat.
KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING!!!
Bel pertanda pelajaran Lee sonsaengnim telah selesai pun berbunyi. Aku masih mengagumi wajah namja di pangkuanku ini dengan jarak yang sudah tidak wajar. Perlahan namja dipangkuanku itu membuka matanya. ‘Apa yang kukatakan? Dia membuka matanya? Oh tidak! Apa yang harus ku lakukan?’ batinku setelah sadar apa yang kulakukan sekarang.
Namja itu mengerjap-ngerjapkan matanya, dan aku hanya bisa membelalakan mataku. Dia mulai sadar, matanya terbelalak dan..
JEDUK! Ia bangun tiba-tiba, hingga kepala kami saling berbenturan.
“Akh!” pekik kami berdua dengan tangan kami yang saling mengelus-ngelus jidat masing-masing.
“Ya! Apa yang kau lakukan padaku?” Tanya namja itu, ia menatapku dengan tatapan yang cukup mematikan.
“Aaakh.. Sakit. Kau ini jika ingin bangun seharusnya katakan dulu padaku. Aiiiishh kepalaku.” Ucapku masih sambil mengelus-ngelus jidatku yang sepertinya akan ‘benjol’.
“Yaaa! Napeun yeoja, aku tanya apa yang kau lakukan tadi hah? Kau ingin menciumku eoh? Cepat katakan padaku!” Tanya namja itu lagi dengan pertanyaan yang memburu dan menyudutkanku.
“MWO?! Menciummu? Haha mana mungkin aku bisa melakukan itu. Namamu saja aku tidak tahu, kau kira aku yeoja murahan apa?” balasku dengan tegas dan menatap matanya.
Dia mendekatkan wajahnya dan menatapku dengan tajam, dan berkata “mungkin saja kan. Kalau begitu mana buktinya jika kau tidak berbuat apa-apa terhadapku?”
“Eh? He-hei aku benar-benar tidak melakukan apapun. Bagaimana cara aku membuktikannya?” ucapku agak gugup, entah kenapa.
“Lalu apa yang kau lakukan saat aku tidur tadi?” namja itu berkata dengan nada dan tatapan dinginnya.
Degh!
‘Gawat! Apa yang harus ku katakan?’ batinku bingung.
“Eeerr.. itu…” kualihkan pandanganku kearah lain, karena tatapannya itu bisa saja membunuhku.
“Hem?” tatapannya masih menuntut dan dia semakin mendekatkan wajahnya.
“Eh.. ta-tadi aku.. tadi ada daun kecil yang jatuh, jadi aku menyingkirkannya. Lalu..” ucapku tertahan, ku gigit bibir bawahku.
“Lalu apa?”
“Aku..”
“Oh Sehun!” ucap seseorang namja, suara itu. Suaranya tak asing lagi bagiku.
‘Fiuuuh..’ kuhela napas ‘hampir saja’ batinku. Ku tengadahkan wajahku menghadap seseorang yang sepertinya memanggil namja disebelahku ini.
‘Omoooo Baekhyun sunbae~’ ucapku dalam hati kegirangan. ‘Tunggu! Apa katanya tadi? Oh Sehun? Siapa itu? Omoo dia mendekat kesini” batinku lagi saat melihat Baekhyun sunbae yang berlari kearahku dan namja ini.
“Ya! Sehun, kau ini kemana saja? Kita diminta berkumpul dengan yang lain.” Ujarnya setelah sampai kehadapan namja disebelahku ini.
‘Jadi namanya Oh Sehun, ada hubungan apa dia dengan Baekhyun sunbae?’ kutatap kedua namja ini, sedikit curiga.
“Ah hyung, aku malas berkumpul sekarang. Lagi pula aku masih ada urusan dengan yeoja ini” sekilas dia melirik kearahku.
“Tapi Sehun-ah, kita harus membicarakan tentang kompetisi itu. Ayolah sebentar saja. Nona, aku boleh meminjam namja ini sebentarkan?” Tanya Baekhyun sunbae sambil menatapku dengan senyum yang sangat manis mengembang diwajahnya.
Aku hanya bisa mengangguk, seperti orang bodoh saja. Tapi aku memang akan jadi bodoh jika didepanku ada seorang Byun Baekhyun.
“Chaa! Ayo kita pergi Sehun-ah. Sampai nanti nona!” kata Baekhyun sunbae yang menyeret sehun yang mencoba melarikan diri, dan Baekhyun Sunbae juga sempat melambaikan tangannya padaku.
Kutatap kepergian dua namja tampan itu hingga tak terlihat lagi. Hembusan napas keluar dari mulut mungilku, kutengadahkan kepalaku hingga menatap lagit biru. Sebuah senyuman mengembang diwajahku.
Sehun POV
“Heeeh…” helaan napas terus keluar dari mulutku. Aku benar-benar malas membahas tentang kompetisi itu. Kusenderkan punggungku pada senderan kursi.
Oh ya, kenalkan, namaku Oh Sehun. Aku siswa kelas XI-C di Genie Senior High School. Aku adalah anggota sebuah grup dance yang bernamakan EXO, grupku beranggotakan 12 orang. Kebanyakan member di grupku adalah kelas XII. Berbicara sedikit tentang grup dance kami ini, kami telah banyak memenangkan kompetisi-kompetisi dance yang ada di korea. Kami juga sering tampil diacara-acara, misalnya difestival. Meski kami grup dance, kami juga bisa bernyanyi dan menciptakan lagu. Dan pada kompetisi yang sedang kami bicarakan sekarang ini adalah kompetisi pencarian bakat yang mungkin saja bisa membawa kami terjun kedunia entertainment.
Kembali kecerita.
Kejadian tadi siang terputar kembali diotakku. Yeoja itu, senyum itu, suara itu. Kim Hyunri, yeoja yang selama ini telah mengalihkan semua perhatianku padanya. Yeoja yang selama ini telah megunci hatiku hanya untuknya seorang.
Suatu kebanggan bagiku untuk bisa tidur dipangkuannya seperti tadi, tapi sebenarnya aku tidak tidur. Aku hanya menutup mataku menikmati waktu bersama yeoja itu. Tapi aku tidak tahu jika ia akan mendekatkan wajahya seperti tadi. Bagaimana aku bisa tahu? Tentu saja aku tahu, hembusan napasnya mengenai wajahku dan hidung mungilnya itu sudah mengenai ujung hidungku. Kau tahu bagaimana perasaanku pada saat itu? Ya benar, aku sangat gugup dan juga senang. Darahku seakan mendesir saat kulit kami saling bersentuhan, dan debaran jantungku sudah berpacu tak karuan. Mungkin jika aku tak bangun saat bel berbunyi, aku sudah mati karena jantungan. Tapi sebenarnya aku masih ingin tahu apa yang akan selanjutnya ia lakukan.
 Kim Hyunri, kau telah membuat hidupku tak karuan.
“Ya! Sehunie apa yang sedang kau pikirkan eoh? Kau sedang memikirkan yeoja ya?” Tanya Luhan hyung yang mendapat predikat coupleku ini.
“Heh? A-ani hyung.” Balasku agak gugup.
“Lalu siapa yeoja yang bersamamu tadi?” giliran Baekhyun hyung yang bertanya. Sial, aku harus jawab apa? Semua hyung-hyungku dan juga Tao menatapku dengan tatapan ingin tahu mereka, terutama Luhan hyung.
“Eeeh.. itu.. dia .. aku tak tahu.” Ucapku setenang mungkin, tapi sepertinya gagal.
“Jinjjayo? Ayolah katakan pada kami, apa dia yeojachingumu?” ucap Kai hyung menuntut jawaban lebih. Dasar kulit hitam, mau mati ya?!
“Mwo?! Aniya. Mana mungkin, dia saja tidak mengenalku.”
“Mau kukenalkan?” Tanya Suho, leader di grupku ini.
“Eoh? Maksudmu, hyung?”
“Aku tadi sempat melihatmu, Baekhyun dan yeoja itu di taman belakang. Dan yeoja yang tadi itu adalah tetanggaku. Aku lumayan dekat dengannya, jadi mau kukenalkan?” jelas Suho hyung.
“Wooaaah.. kau beruntung sekali Sehunie! Suho-ah, seperti apa yeoja itu? Siapa namanya? Dia kelas berapa? Apa dia cantik?” Luhan hyung terlihat berseri-seri dan sepertinya akan mulai mengintrogasi Suho hyung dan aku.
“Hmm.. nama yeoja itu Kim Hyunri” ya, aku tau namanya, namanya sangat indah. “Ia murid yang cukup pintar, dan cukup dikenal oleh kalangan siswa-siswi. Dia masih kelas XI, XI-A. Lalu.. dia juga imut dan tentu saja cantik. Dan juga yeoja itu sangat hebat dalam urusan masak memasak, masakannya sangat enak.” Suho hyung menjelaskan panjang lebar, aku jadi semakin menyukai yeoja itu. Sungguh.
“Woooo… Calon istri yang sempurna, Sehun-ah. Cantik dan pintar memasak, seleramu hebat juga,” celetuk Chanyeol hyung.
“Lagi pula kalian sama-sama kelas XI. Waah sehun-ah kau beruntung.” Luhan hyung menambahkan.
Ya, sangat beruntung. Tapi aku masih belum mendapatkan keberuntungan itu, entah kapan aku bisa memilikinya.
“Ah! Bagaimana jika besok kita berkumpul di rumah Suho hyung saja? Jadi kita bisa mengajak yeoja itu berkenalan dengan EXO dan tentu saja mendekatkan Sehunie dengan yeoja itu. Benarkan?” celetuk Tao seenaknya. Aku belum siap mendekatkan diri dengannya, dasar panda pabo!
“Hmm.. oke! Aku setuju, yang lain setuju kan?” jawab si tuan rumah.
“SETUJUUUU!” seru semuanya kecuali aku yang hanya bisa melongo. Mereka semua sepertinya berniat sekali ingin ‘mencomblangi’ ku dan yeoja itu. Akh sial!
Author POV
Achim haessare nuneul teugo
Haendeupon sigereul bogo
Eoje junbihan osuel ipgoseo
Seodulleo jibeul naseojyo
Meil jeulgyeo deutdeon norareul
Pip!
“Ne?” jawab hyunri yang sedang mengaduk adonan waffle-nya.
‘Hyunri-ya, hari ini kau ada rencana?’ Tanya seseorang diseberang sambungan telpon ini.
“Aniya Suho oppa, waeyo?” jawab Hyunri selagi membersihkan tangannya dari tepung.
‘Kau bisa kerumah oppa nanti?’ Suho bertanya balik.
“Oh ne, kebetulan sekali aku sedang membuat waffle. Apa oppa mau ku bawakan?”
‘Woaah aku mau! Aku mau! Bawakan yang banyak Hyunri-ya!’ ucap Suho seperti anak kecil yang akan dibelikan mainan oleh ibunya.
“Hahaha. Ne, arraseo. Aku akan kesana 1 jam lagi, oke?”
‘Okay my sweety rabbit.’ Hyunri membelalakan matanya saat Suho menyebutnya ‘rabbit’, ia paling benci dengan panggilan itu.
“Ya! Oppa, sudah berapa kali kubilang jangan panggil aku ‘rabbit’!” pekik Hyunri kesal.
“Hahaha sampai nanti ‘RABBIT’!”
“Ya! Aw__”
Tut.. tut..
“Ya! Oppa! Aiiihss dasar!” gerutu hyunri sambil mengaduk-aduk kembali adonannya dengan perasaan kesal.
Author POV
“Bagaimana jika pada bagian ini kita melakukan dance yang seperti ini saja?” ucap Kai yang sedang mempraktekkan gaya serigala mengaum.
EXO sekarang sedang berkumpul di rumah Suho, dan mereka kali ini akan membahas bagaimana koreografer  dance mereka untuk kompetisi itu.
“Hmm.. bagus juga, tambahkan juga gerakan seperti ini.” Tao memperagakan gerakan tangan yang seperti ingin mencakar sambil melompat *tao moment saat diwolf.
“Ah daebak! Ini akan menjadi dance yang keren!” chanyeol berucap.
Ting Nong! Ting Nong!
“Sebentar.” Suho beranjak dari duduknya untuk membuka pintu.
Ceklek
“Annyeong oppa!” sapa Hyunri saat Suho telah membukakannya pintu.
“Hyunri-ya, ayo masuk.” Suho mempersilakan tamunya itu untuk masuk.
“Gurae.. kau bawa apa Hyunri-ya?” Tanya Suho saat ia melihat Hyunri membawa tas tenteng.
“Aah.. ini waffle, tadikan aku sudah bilang kalau aku sedang membuat waffle.” Jawab Hyunri sambil terus berjalan masuk kearah ruang keluarga Suho.
Hyunri memang sudah sangat sering datang kerumah Suho, dan lagi keluarga Suho telah menganggap Hyunri sebagai keluarga mereka sendiri. Jadi Hyunri sudah biasa masuk seenaknya, seperti ini.
Saat Hyunri memasuki ruang keluarga.
“Op—“ kata-katanya terputus karena..
“Annyeong!” ada lebih dari 5 orang namja *lebih tepatnya 10 orang, Suho dan sehun hanya diam* yang menyapanya.
“A-annyeong..” sapa Hyunri dengan muka kaget dan bingungnya. Ia menengok kebelakang dan menatap kearah Suho, seperti meminta penjelasan.
“ Oh iya, ini teman-teman oppa. Oppa pernah cerita tentang ‘EXO’ kepadamu bukan? Nah inilah semua member EXO.” Terang Suho.
“Ooh..” hyunri mangangguk-angguk tanda megerti. Dilihatnya satu persatu kumpulan namja yang menamai mereka EXO itu. Ia tampak membelalakan matanya saat melihat ada dua namja yang dikenalnya sedang duduk dijejeran namja-namja lainnya.
‘Ja-jadi mereka berdua juga member EXO?’ batinnya, ia sedang memperhatikan Baekhyun dan Sehun. Suho memang menceritakan grup dance ini kepadanya, tapi ia tidak tahu jika Baekhyun sunbae yang disukainya itu termasuk member EXO.
Hyunri POV
“Ah perkenalkan aku Byun Baekhyun, yang waktu itu mengganggumu berduaan dengan namja ini di taman belakang. Kau masih ingat bukan?” ucap Baekhyun sunbae, sekilas ia melirik kearah Sehun.Tentu saja aku ingat kau sunbae, setiap malam aku selalu memikirkanmu.
“ Ne.. naneun Kim Hyunri imnida, bangapseumnida,” balasku sambil membungkuk 900.
Setelah itu semua member memperkenalkan diri masing-masing. Aku baru tahu jika namja yang bernama Oh Sehun itu kelas XI-C. Dan ternyata ada beberapa member EXO yang berdarah Cina.
“Duduk lah, aku akan menyiapkan jus untuk mu.” Suho oppa sedikit mendorongku.
“Ah, ani oppa. Aku juga mau menyiapkan waffle ini, ayo kita ke dapur, oppa.” Ucapku, lalu menarik lengan Suho oppa sambil nyengir kuda kearah kumpulan namja itu.
Sehun POV
Deg! Deg! Deg!
Akh jantungku mulai tak karuan lagi. Dia, Kim Hyunri tangah berdiri dihadapanku sekarang. Dia sangat cantik, meski hanya menggunakan t-shirt berwarna putih dan celana jeans ¾ , rambutnya yang dibiarkan tergerai menutupi hampir seluruh punggungnya semakin membuat ia menarik. Sungguh dia selalu mengalihkan semua perhatianku kepadanya.
“Duduk lah, aku akan menyiapkan jus untuk mu.” ucap Suho hyung sedikit mendorong Hyunri.
“Ah, ani oppa. Aku juga mau menyiapkan waffle ini, ayo kita kedapur, oppa.” Ucap Hyunri dan dia menarik lengan Suho hyung. ‘MWO?! Menarik lengannya?’ ucapku dalam hati dengan mata yang terbelalak.
Apa yeoja itu begitu dekat dengan Suho hyung? Aiiih.. kenapa aku sampai tidak mengetahuinya?! Tak kusangka yeoja itu bisa mendekati hyung kami yang bisa terbilang terlalu pekerja keras dan sibuk ini. Yah memang banyak gadis yang mudah dekat dengannya karena kebaikan dan ketampanannya itu. Tapi aku lebih tampan darinya. *pede bener lu bang*
Sekarang apa yang mereka lakukan disana? Aku sangat penasaran, tak kusangka dengan melihatnya dekat dengan hyungku sendiri aku sudah merasa kesal seperti ini.
“Chaa.. ini dia! Waffle dan teh hangatnya datang!” seru Suho hyung, di belakangnya ada Hyunri yang sedang membawa nampan berisi teh dan waffle .
“Waaaa! Cepat bawa kue itu kemari!” ucap Tao yang paling bersemangat.
“Ayo duduk di sini Hyunri-ya” Luhan hyung menepuk sofa di sebelahnya.
Hyunri pun segera duduk di sebelah Luhan, di antara Luhan dan Kris hyung. Lagi-lagi aku merasa kesal karena dia duduk diantara hyung-hyungku.
“Ige.. Waffle buatanku, silakan dicoba.” Hyunri mempersilakan kami mencicipi wafflenya.
“Whooaaah! Mashita!” pekik Tao setelah melahap waffle bagiannya.
“Jeongmal?” Tanya Hyunri memastikan. Dan dijawab Tao dengan anggukan.
Aku pun mengambil waffle buatannya, ku lahap, dan.. ‘ini sungguh enak, lebih enak dari pada waffle yang ada di cafĂ© atau toko kue manapun.’
“Bagaimana rasanya Sehun-ah? Enak bukan?” Tanya Suho hyung.
“Eoh?” ucapku agak kaget, dan bingung. Semua memandangku, termasuk Hyunri. Aiiisss.. tatapannya saja sudah membuatku segugup ini.
“Hm. Ne, mashita.” Ucapku seadanya, mencoba mengalihkan pandanganku dari gadis itu. Dari ekor mataku dapat  kulihat gadis itu sedang tersenyum, mungkinkah ia senang karena ucapanku tadi? Ah mana mungkin. Tapi melihatnya tersenyum seperti itu membuatku ikut tersenyum juga.
Author POV
“Gomawo sudah mengantarku, maaf merepotkan kalian.” Hyunri membungkukkan badannya dan menampilkan senyuman manisnya.
“Ah tidak masalah. Ini sudah malam, tidak mungkin kami membiarkanmu pulang sendirian.” Baekhyun berucap.
“ Hahaha. Apa kalian mau mampir dulu?” Hyunri menunjuk kearah rumahnya.
“Ani, kami harus pulang sekarang.” Ujar kris, namja itu sekilas melihat jam tangannya.
“ Arraseo.” Ucap hyunri dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Nah ayo cepatlah masuk, Hyunri-ya. Jaljjayo!” Chen melambai-lambaikan tangannya seperti mengusir, tetapi ia melakukan itu dengan senyuman yang sangat manis.
“Ne, jaljjayo!” balas Hyunri sebelum memasuki rumahnya.

Sehun POV
“Ya Sehunie! Kenapa hari ini kau pendiam sekali? Harusnya kau bicara banyak dengan yeoja itu. Kau tahu, yeoja itu sangat manis, bagaimana jika nanti Kris merebutnya darimu?” Luhan mulai lagi sekarang, baru saja yeoja itu masuk kedalam rumahnya. Bagaimana jika nanti ia mendengar ini? Akh hyung!
“Hei! Aku tidak mungkin merebut ‘yeoja’ dongsaengku sendiri.” Sergah Kris hyung. Sekarang kami sedang dalam perjalanan pulang dengan menaiki mobil Kris hyung.
“ Tapi kau ini bisa saja tiba-tiba tertarik padanya. Kau kan pernah bilang kalau kau menyukai yeoja yang pintar memasak, Hyunri pintar memasak. Jadi___”
Cepat-cepat ku potong kalimat Luhan hyung, “Hyung bisakah kalian diam? Kalian ini terlalu bersemangat ingin mengenalkanku pada Hyunri-shi, padahal aku belum berkata ya dan lagi aku masih belum siap mendekatkan diri padanya.” Ucapku tegas, “aku mau tidur” sambungku kemudian.
Haaah~ ntah apa sekarang yang hyung-hyugku pikirkan, tiba-tiba aku membentak mereka seperti itu. Mungkin memang salahku mengikuti rencana mereka memperkenalkan Hyunri padaku. Rencana ini malah membuatku kesal, dia, Hyunri, yeoja yang telah merebut hatiku ini malah asyik bercanda dengan hyung-hyungku. Mereka asyik tanpa memedulikanku, bagaimana aku bisa mendekatkan diri dengan Hyunri jika mereka semua hanya mengganggu saja.
Author POV
“Annyeong Hyejin-ah~!” sapa Hyunri pada Hyejin yang merupakan teman sekalas dan juga sahabatnya.
“Annyeong~” balas yeoja bermarga Shin itu, ia begitu cantik dengan kacamata yang membingkai wajah imutnya. Terlihat dewasa sekaligus manis. Yeoja itu hanya melirik sekilas kearah Hyunri, lalu kembali melanjutkan aktifitasnya yang tadi tertunda, membaca novel.
“Hyejin-ah~” Hyunri mulai memunculkan aegyonya.
“Mwo? Kau minta aku mengajarimu PR kemarin eoh?” Tebak Hyejin.
“Hehehe. Ajari aku ne? ne?” aegyo Hyunri muncul.
“Andwe, kau pelajari sendiri. Aku masih sibuk dengan novelku.”
“Mwoya? Ayolah ajari aku. Jebal~” mohon Hyunri.
“Ani” balas Hyejin.
“Aiiiisshh.. ah hyejinie, kau tahu kemarin aku sangat sangat sangat sangat bahagia!” setelah menyerah merayu Hyejin, Hyunri mengganti  topic pembicaraannya. *kebiasaan cewe tuh kekeke.
“Wae? Memangnya apa yang membuatmu bisa sesenang itu? Apa kau bertemu dengan monyetmu *Hyukppa* itu?” Hyejin menutup novelnya, berencana ingin mendengarkan cerita sahabatnya ini.
 “Ani, aku kemarin melihat malaikat.” Ucap Hyunri dengan mata yang berbinar-binar.
“Eoh? Apa kau sakit?” Tanya Hyejin, ia menempelkan bagian belakang tangannya ke dahi Hyunri.
“Aiiissshh.. Ya!!! Aku sungguh-sungguh!” Hyunri mulai kesal, “yang kumaksud malaikat itu.. Baekhyun sunbae.” Sambung Hyunri.
“Oh.. Bukankah kau setiap hari melihatnya?” Tanya Hyejin, mulai bosan.
“Kali ini bukan melihatnya saja, aku juga berbincang-bincang dengannya. Aigooo.. dia sangat tampan jika dilihat dari dekat, dia juga sangat ramah.” Ucap Hyunri berlebihan.
Hyejin POV
“Kali ini bukan melihatnya saja, aku juga berbincang-bincang dengannya. Aigooo.. dia sangat tampan jika dilihat dari dekat, dia juga sangat ramah.” Ucap Hyunri.
Deg!
Menyenangkan sekali. Setiap kali mendengar cerita sahabatku ini aku selalu merasa iri dengannya. Ia berkata bertemu dengan baekhyun sunbae, berpapasan dengannya, dan sekarang ia dapat berbincang-bincang dengannya. Kapan semua itu dapat kulakukan? Kapan aku bisa menceritakan bagaimana senangnya aku saat berpapasan dengan Baekhyun sunbae? Sepertinya sekarang ini.
 Sebenarnya, aku juga menyukai orang itu, Baekhyun sunbae. Benar-benar menyukainya, ah tidak, aku mencintainya. Hanya saja, aku tidak bisa mengatakannya pada Hyunri. Ia begitu senang saat membicarakan orang itu, ia selalu tersenyum dengan lebar dan manis. Jika aku mengatakan ini kepadanya, mungkin senyum itu akan hilang, dan aku pasti akan menyalahkan diriku sendiri.
 Lagipula dialah yang membuatku menyukai Baekhyun sunbae. Dia yang membuatku mengetahui semua hal tentang Baekhyun sunbae, makanan kesukaannya, kebiasaanya, semua tentangnya. Mana bisa aku menusuk sahabatku sendiri dari belakang? Meski hati ini sakit dan merasa iri karena rasa yang tertahan ini, biarlah dulu. Aku tahu ini semua yang terbaik, semuanya akan baik-baik saja, ya, baik-baik saja.
“Ya! Hyejin-ah, kau ini kenapa melamun?!” ucap Hyunri menyadarkanku dari lamunanku.
“Eoh? Ah mianhae Hyunri-ya.” Balasku seadanya.
“Waeyo? Apa ada masalah?” Tanya Hyunri, wajahnya terlihat khawatir.
“Ani, tidak apa-apa.” Ucapku dengan senyuman terpaksa. Tak lama kemudian Park sonsaengnim datang dan pelajaran pun dimulai.
Author POV
-Perpustakaan-
“Euuungh.. se—dikiit la—gi. Euuunghh..” lenguh Hyunri, ia sedang berusaha meraih sebuah kamus bahasa jepang yang entah kenapa ada dirak paling atas.
Sret!
“Ah!” sebuah tangan yang cukup kuat mengambil kamus itu.
“Ini,” ucap sang pemilik tangan, suaranya sangat menggema di telinga Hyunri. Hyunri pun berbalik dan mendongak keatas. Betapa terkejutnya dia saat tatapan mata mereka berdua beradu, Oh Sehun dan Kim Hyunri. Mereka begitu dekat.
‘Deg deg deg’ itu lah suara yang mereka dengar, entah dari debaran jantung siapa. Tetapi debaran itu sangat kencang. Keduanya seperti membeku, hingga salah satu dari mereka tersadar.
“I—ini, kaau sepertinya kesulitan mengambil ini.” Ucapnya sambil menyerahkan buku itu pada Hyunri.
“Eh ne, khamsahamnida~” Hyunri menundukan  sedikit kepalanya. ‘astaga ini memalukan’ batinnya.
“Cheonma, Hyunri-shi” balas Sehun.
“Eoh? Kau masih ingat namaku?” Tanya Hyunri.
“Tentu saja, aku tidak sepikun dirimu” Hyunri merintih ketika tangan Sehun sedikit menoyor (?) kepalanya.
“Ya! Siapa yang kau sebut pikun?!” pekik Hyunri.
“Sstttt!” sergah para pengunjung perpustakaan lainnya.
“Pelankan suaramu, babo. Ini di perpustakaan.” Sehun terkekeh.
“Aiiisshh.. ya! Apa mau mu ha?!” tanya Hyunri, suaranya lebih pelan dari sebelumnya.
“Tidak ada, aku hanya ingin membantu nenek tua yang sedang kesulitan.” Ucap Sehun dengan muka polos, dan langsung pergi meninggalkan Hyunri yang kesal karena ulahnya.
“Ya! Awas kau Oh Sehun!” pekik Hyunri tertahan.
Sehun yang berjalan pergi menampilkan smirknya, ‘ini akan menyenangkan’ batinnya.

TBC

note: wehehey.. saya comback membawa ff, TBC again kekeke~. oh iya, mianhae kalo tiba-tiba eneg gara-gara baca nih ff. tau aja kan kalo saya ini masih newbie dalam dunia ff, jadi pasti masih ada kata yang belom pas dan lagi pasti ada typo-typo bertebaran dimana-mana. sekali lagi mianhae.. wassalam!