DESTINY Chapter 2
Author : mimi
Cast :
-
Oh Sehun EXO
-
Kim Hyunri
-
Byun Baekhyun
-
Shin Hyejin
-
another
Genre: chaptered, romance, sad, school life, drama, AU.
Rating: PG-15+
Note: Aaaaaaaaaaaaaaaa sumpah aku ngerasa ffnya gak bagus banget banget banget! Tapi kalo gak dipublish aku jadi penasaran gimana pendapat-pendapat kalian semua T.T pening mikirinnyo.. ya udah lah, tolong dinikmati dan berikan komentar di bawah. aku memerlukan pendapat kalian, sungguh! jikalau nanti gak ada yang komen mungkin ffnya gak kulanjutkan TT.TT
So, check this out readers! ^^
Author POV
“Huaaaaa aku terlambat!!! Maaf
permisi. Permisi.” Ucap seorang yeoja,
yeoja itu terlihat sangat tergesa-gesa.
Ia terus berlari sambil berulang kali melihat jam berwarna putih tulang yang
sangat pas bertengger di pergelangan tangan kanannya. Jam sudah menunjukkan pukul 07.56, ia harus
segera bergegas jika tidak ingin berurusan dengan Lee sonsaengnim, guru killer
itu lagi.
BRUK!
Buku-buku berserakan di mana-mana, yeoja itu menabrak seseorang hingga ia
terjatuh dan tersungkur di tanah.
“Haiiiiiiisss.. appo,” yeoja itu meringis kesakitan.
“Ya! Kalau jalan lihat ke depan! Apa
kau sebodoh itu?!” celetuk seorang namja yang ditabraknya.
Hyunri, yeoja itu masih menahan sakitnya dan mencoba berdiri. “a—ah!”sulit
baginya untuk berdiri sekarang. Sebuah tangan terulur kepadanya, “ayo, pegang
tanganku.” Ucap Sehun, namja yang ditabraknya
tadi.
Hyunri menatapnya heran, “ayolah cepat,
bodoh” ujar Sehun. Hyunri pun akhirnya meraih tangan itu dan dengan bantuan
Sehun ia dapat berdiri sekarang. Sehun tampak kaget saat melihat lutut yeoja
itu ternyata terluka, darah segar mengalir dari celah-celah lukanya.
“Ya! Lututmu berdarah!” Hyunri menatap
kearah lututnya, “ah ne, gwenchana. Gomawo Sehun-shi kau sudah menolongku, dan
lagi mianhae karena telah menabrakmu. Aku harus pergi sekarang.” Ucap Hyunri
tergesa-gesa mencoba tetap menahan rasa sakit dari luka tersebut, karena ia tak
ingin terlambat.
“Ya! Kau bisa terjatuh lagi nanti,
biar aku membantumu.”
“Tidak perlu, aku bisa sendiri,” ucap
Hyunri. Ia mencoba untuk berjalan, tetapi baru selangkah ia sudah mulai oleng.
“H—hyaa!” pekik yeoja itu saat ia merasa
akan jatuh lagi.
Hup! Dengan sigap Sehun menangkap
Hyunri. “ Biarkan aku membantumu,” ucap sehun pelan. Meski pelan, Hyunri dapat
mendengar itu dengan jelas karena posisi mereka yang bisa dibilang seperti
berpelukan.
Deg deg deg deg! Detak jantung Hyunri
tiba-tiba saja berdetak sangat kencang, wajahnya pun sudah memanas. Mereka
berdua saling bertatapan, dan akhirnya Hyunri hanya bisa menganggukkan sedikit
kepalanya.
“Huaaaa!” pekik Hyunri lagi, Sehun
sekarang menggendongnya ala bridal style “YA! Lepaskan bodoh!” lanjut Hyunri. Sehun
hanya diam tak membalas perkataan Hyunri.
“Lepas bodoh bodoh bodoh bodoh
bodoh!!!!” tak mendapat balasan, Hyunri mulai menjambaki rambut Sehun.
“Ya! Ya! Ya!! Kita harus mengobati
lukamu dulu!” ucap Sehun akhirnya.
“Tapi tidak bisa kah kau menurukanku?
Aku bisa berjalan sendiri!” bentak Hyunri tak kalah.
“Haiiiiiiisss sudah diam dan
tenanglah!” Ucap Sehun tidak menghiraukan Hyunri.
-UKS-
“Chaa selesai! Otte? Apa masih sakit?”
Tanya Sehun. Ia baru saja selesai membalut luka Hyunri dengan perban.
“Ani, gomawo Sehun-shi.” Jawab Hyunri.
“Berhentilah memanggilku dengan
embel-embel shi, kita sudah sering bertemu.” Ucap Sehun.
“Eh? Tapi kita tidak seakrab itu.”
Ucap Hyunri, bermaksud ingin memanas-manasi Sehun.
“Ya! Kau hanya perlu mengatakan ‘ne’
saja, susah sekali.” Balas Sehun.
“ Ne ne, baiklah Sehun-ah.” Hyunri
tersenyum lembut kearah Sehun, entah kenapa sikap Sehun yang begitu perhatian
padanya sudah membuat ia dapat tersenyum seperti ini. Sekilas terlihat semburat
merah bermunculan di wajah Sehun.
“Ah jam berapa sekarang?” Tanya
Hyunri, ia langsung melihat jam tangannya.”Omoo ini sudah jam 08.30, bagaimana
ini?! Aku sudah sangat terlambat sekarang, dan Lee Sonsaengnim pasti akan
marah! Oh iya, bagaimana denganmu? Kau jadi terlambat karenaku, mianhae Sehun-ah.
Sebaiknya kau harus cepat kekelasmu sekarang.” Sambung Hyunri panjang lebar.
“Gwenchana, bolos sekekali tidak akan
jadi masalah bagiku. Dan lagi, pelajaran Sejarah akan membuatku tertidur di
kelas.” Ucap Sehun dengan santainya, ia duduk di sebelah Hyunri. ‘Lagi pula aku
masih ingin bersamamu’ batin Sehun.
“Ya! Aku sudah 2 kali melihatmu
membolos, apa itu yang namanya sekekali?” celetuk Hyunri. Sehun mengangguk
dengan muka polosnya.
‘haiss apa-apaan ini, hanya dengan
menganggukkan kepalanya saja sudah membuatnya terlihat imut. Kau sangat
berbahaya Sehun-shi.’ Pikir Hyunri.
“Ck.” Hyunri berdecak kesal.
“Hoaaaamh aku bosan di sini, ayo kita
jalan-jalan.” Ucap Sehun, lalu ia menarik tangan Hyunri.
“Eh? Eh? Kita kan tidak boleh keluar
area sekolah.” Kata Hyunri.
“Tenang
saja, kita hanya berjalan-jalan di sekitar sekolah. Kajja!” seru Sehun.
“Ya!
Kenapa kau membawa ku ketempat seperti ini? Kita berada jauh dari area sekolah
sekarang, bagaimana jika seseorang mengetahui kita bolos dan ketempat seperti ini?!”
bentak Hyunri.
“ Ya ya! Ini hanya game center,
tenanglah,” ucap Sehun dengan santainya.
“Ugh tetap saja kan—“
“Sudah sudah! Ayo kita
bersenang-senang!!” belum selesai Hyunri berbicara, Sehun berseru sambil
menggandeng tangan Hyunri.
“Eh eh..” Hyunri hanya bisa pasrah
mengikuti Sehun.
“Kau ingin bermain apa dulu? Oh lihat,
aku akan mengambilkanmu boneka.” Ucap Sehun, ia lalu menyeret Hyunri dan
dirinya ke mesin boneka. Dia memasukkan koin ke mesin itu, lalu dia mulai
berkonsentrasi dengan permainannya.
Greb!
“Ah! Aku mendapatkannya! Aku dapat!
Aku dapat!” Seru Sehun kegirangan, padahal dia baru bisa mencapit boneka
kelinci kecil berwarna biru itu. Baru saja pencapit itu mulai terangkat, boneka
tersebut terjatuh.
“Aiiiiiisssh! Aku sudah hampir mendapatkannya.
Sial! Kau tadi lihatkan, pencapit ini sudah mencengkram boneka itu dengan kuat.
Mesin ini pasti rusak, pasti!” Umpat Sehun sambil menunjuk-nunjuk mesin boneka
ini seperti seorang Jaksa yang mendakwa sebuah mesin boneka.
“Hahahaha!” akhirnya terdengar tawa
renyah dari Hyunri.
“Eoh?” sejenak Sehun terbuai oleh
Hyunri, wajah yeoja itu saat tertawa seperti sinar matahari bagi Sehun. Sungguh
ceria dan bersemangat.
“Hahaha. Ya! Apa kau bodoh? Mana
mungkin mesin ini rusak, yang ada kau lah yang payah!” ujar Hyunri setelah
tawanya mereda.
“Mwoya?! Kau bilang aku apa? Payah?
Kau tahu aku ini adalah raja dari segala permainan!” balas Sehun.
“Oh jinja? Mau bertanding?” ucap
Hyunri meremehkan.
“Ok, ayo bertanding! Siapa yang kalah
harus melayani yang menang selama 3 hari penuh, bagaimana?” tawar Sehun.
“Baiklah Tuan Oh Sehun! Ku harap kau
tidak memohon-mohon padaku untuk membebaskanmu dari hukuman yang kau tawarkan
tadi.” Hyunri memamerkan smirknya sambil berlalu kearah mesin penukar uang untuk
menukarkan uangnya dengan koin.
“Ya! Aku
tidak akan seperti itu.” Teriak Sehun sambil mengikuti Hyunri dari belakang.
“Oke kita mulai, Go!” seru Sehun, ia
mulai memainkan permainannya. Dia menggerakkan joy sticknya dengan cepat,
begitu pula dengan Hyunri. Kedua-duanya begitu serius, tak ada yang mau
mengalah.
20 menit kemudian..
“Yeaaah! Aku menang! Aku menang!”
Pekik Hyunri kegirangan, ia sampai melompat-lompat kecil.
“Cih. Hanya begitu saja kau sudah
senang sekali, kekanak-kanakan.” Decak
Sehun kesal.
Hyunri melipat tangannya didepan dada,
“Ya! Aku sudah menang 5x dari mu. Jelas sekali jika kau itu P-A-Y-A-H!” ujar
Hyunri meremehkan.
“YA! Aku tidak payah. Sudah berapa
kali aku bilang, aku hanya belum mengeluarkan semua kekuatanku!” Balas Sehun.
“Tapi tetap saja kau kalah dariku,
sudah mengaku kalah saja.” Hyunri memutar bola matanya.
“Shireo!” ujar Sehun tegas. Ia melipat
tangannya didepan dada seperti Hyunri, hanya saja wajahnya ia palingkan
kesamping, sehingga ia terlihat seperti anak kecil yang sedang merajuk.
“Aiiisssh.. ne, ne. Baiklah, kita lakukan 1 pertandingan lagi. Kali ini
final oke?!” Hyunri mengalah setelah melihat tingkah Sehun yang sungguh
kekanakan.
“Ok! Kajja kita mulai pertandingannya”
Seru Sehun.
‘cepat sekali dia berubah.’ Batin
Hyunri.
“Ya! Ppalliwa!” Umpat Sehun.
“Ne... ne.. haiiiiiisss anak ini!”
dengus Hyunri.
Cukup lama mereka bermain game, disela-sela
bermain mereka akan mengejek atau pun berbuat curang satu sama lain. Dan
sekarang sudah 8 menit mereka bermain game duel itu.
“Hyat! Ah! Ya! Yeaaaah!” Hyunri
mengangkat kedua tangannya setelah berhasil menjatuhkan Sehun.
“Aaaaargh! Sial! Kenapa bisa kalah?!”
umpat Sehun yang sepertinya amat frustasi.
“Hahaha, sudah ku bilang aku ini tak
terkalahkan!”ucap Hyunri dengan bangganya.
“Ugh baiklah, aku mengakuimu.” Ujar
Sehun sedikit tidak rela dengan kekalahannya.
“Jadi… Sekarang hingga 3 hari kedepan,
kau harus melayaniku dengan sepenuh hati!”
ucap Hyunri dengan penekanan pada akhir kalimatnya.
“Aiiiissshh! Jinjja..”
“Ets.. Seorang namja tidak boleh
menarik kata-katanya kembali~” Hyunri berkata begitu sambil menggerakkan jari
telunjuknya kekanan dan kekiri didepan wajahnya, seperti seorang guru yang
sedang menasehati anak muridnya.
“Ne ne, aku tidak mungkin menarik
kata-kataku lagi babo! Cih benar-benar.” Decak Sehun, entah kenapa sekarang
jantungnya malah berdegup kencang. Dia memang kesal karena kekalahannya, tetapi
ia juga senang melihat wajah bahagia seorang Hyunri karena dirinya. Tapi
akankah ia akan selamat selama menjadi pelayan seorang Hyunri, yang notabene
dia adalah gadis yang periang dan cukup jahil.
‘ntah apa
yang akan terjadi dalam 3 hari kedepan’ batin Sehun lesu.
Pip!
“Yeoboseyo~?” ucap Hyunri yang
seperti gumaman. Dia masih mengantuk, tapi siapa yang berani-beraninya
mengganggu acara hibernasinya seperti ini?
“Ya! ireona! Sudah jam berapa ini dan kau
baru bangun?! Cepat mandi dan bersiap! Aku sudah menunggumu di depan rumahmu, babo!” Hyunri menjauhkan telepon genggamnya itu dari
gendang telinganya sembari mengernyitkan dahi.
“Bisakah
kau tidak membentakku seperti itu? Sekarang ini kau pelayanku. Ingat itu!”
balas Hyunri.
“Ya ya
terserah. Sekarang bisakah kau cepat turun? Sebentar lagi bisnya akan datang.
Ppali!” Sehun, si penelepon itu tidak menggubris pertanyaan yang dilontarkan
Hyunri tadi.
Ya,
Sehun sedang melaksanakan hukumannya sekarang. Dia diminta “majikannya” itu
untuk membangunkan dan menjemputnya sebelum jam 6. Tapi nyatanya Sehun
terlambat hingga waktu telah menunjukkan 7.30. Dia terlalu menikmati makan
siangnya dengan Hyunri yang sudah jelas itu hanya mimpi, sehingga ia lupa jika
dia harus bangun sebelum jam 07.00. Sehun babo
*author digampar exotic.
15 menit
kemudian.
Cekrek.
“annyeong!” sapa Hyunri pada Sehun yang
sedang menunggunya sembari menyandar didepan pagar rumahnya.
“ya!
Kenapa kau lama sekali ha?! Aku hampir mati kedinginan sekarang!” Bentak Sehun.
“Ya!
Kenapa sejak tadi keu membentakku terus? Aku ini majikanmu, seharusnya kau
yang ku marahi. Kenapa kau bisa terlambat eoh?! Aku meminta mu membangunkanku
jam 06.00, dan kau malah membangunkanku jam 07.30!” sergah Hyunri karena merasa
tidak terima diperlakukan begitu dengan Sehun.
“A-ah~ sudahlah majikanku yang yeopo. Ayo kita berangkat sekarang, kita
akan terlambat nanti.” Ucap Sehun mencoba mengelak. Tetapi ia malah mendapat
tatapan mematikan dari Hyunri.
“Ka-kajja!” ajak Sehun lagi, sedikit
memaksa Hyunri dengan mendorong Hyunri. Tapi sayangnya Hyunri tidak berkutik
dari tempatnya.
Sehun mengacak rambut pirang
kecoklat-coklatan seperti orang frustasi.
“Arra arra! Mianhae aku terlambat.” Ucapnya sambil membungkukkan badannya 900.
Hyunri tersenyum puas ketika Sehun mengangkat wajahnya menghadap Hyunri.
Seketika itu pula Sehun tercengang dengan pemandangan didepannya ini. Rasa
dingin yang sejak tadi menjalari tubuhnya karena ini awal musim gugur serasa
hilang dengan sendirinya. Dan digantikan oleh perasaan hangat. ‘Senyumannya bagaikan musim semi bagiku’
batin Sehun.
“Sehun-ah? Sehun-ah?” Hyunri
mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajah Sehun.
“N-ne?”
balas Sehun setelah kembali dari dunianya.
“Jika kita tidak bergegas kita akan
ketinggalan bus.” Ujar Hyunri sembari memperhatikan jam tangannya.
“Oh iya, kajja!” tiba-tiba Sehun menarik tangan Hyunri. Entah sadar atau
tidak mereka berlari menuju halte bus sambil berpegangan tangan layaknya
sepasang kekasih, sangat serasi.
Setibanya di halte bus,mereka langsung
menaiki bus yang sudah bersiap menutup pintunya. Keduanya masih berpegangan
tangan sembari mengatur napas masing-masing setelah berlarian. Hingga salah sau
diantara mereka sadar, dan tautan tangan itu terlepas. Hening sejenak, entah
karena tak tahu apa yang ingin dibicarakan, atau karena gugup. Keadaan bus yang
mereka naiki sekarang memang cukup penuh, sehingga mereka berdua harus berdiri.
“Y-ya! Kau ini berlari sangat cepat
sekali.” Ucap Hyunri gugup, mencoba menghilangkan kecanggungan ini.
“Kakimu saja yang pendek,” ejek Sehun
setelah bisa mengendalikan kegugupannya.
“Mwo?! Ya! Kau ke—waaa!” belum selesai
kalimat yang akan dikeluarkan Hyunri, bus yang mereka naiki mengerem tiba-tiba.
Bruk!
Otomatis Hyunri yang memang sedang tidak
memegang pegangan terdorong kearah Sehun dan yah.. Secara repleks Sehun
menangkap Hyunri. Yap, sekarang mereka layaknya sedang berpelukan *lagi O.o
Deg deg deg!
Suara itu lagi, kedua insan itu
merasakan detak jantung mereka masing-masing yang bisa dibilang berdetak sangat
cepat. Bagaikan suara kereta api yang bergemuruh.
“G-gomawo,” hanya itu yang dapat
dikatakan Hyunri sekarang. Rasa panas sudah menjalar diseluruh wajahnya.
“Lain kali hati-hati,” Ucap Sehun
tertahan. Ia melihat ada seorang ahjussi bermuka mesum (?) yang sepertinya
ingin mengganggu Hyunri. Dengan sigap Sehun langsung memeluk Hyunri sekali
lagi, sebelum ahjussi itu melakukan sesuatu pada Hyunri. Tatapan dingin dan
mematikan Sehun layangkan kearah ahjussi itu. Ahjussi itu pun mundur beberapa
langkah, menyerah.
“Se-Sehun? W-wae?” Tanya Hyunri,
sungguh ia gugup. Kenapa Sehun memeluknya tiba-tiba? Itu lah pertanyaan yang
Hyunri lontarkan pada dirinya sendiri.
“Ani, aku hanya ingin memelukmu,” ujar
Sehun pelan dan sedikit dingin. “Cha
kita sudah sampai, kajja kita turun!”
lanjut Sehun setelah bus berhenti didepan halte dekat sekolahnya dan Hyunri.
Sehun menggandeng Hyunri lagi, entah kenapa ia masih kesal karena ahjussi mesum
tadi. Jadi sikap protectnya terhadap Hyunri sekarang karena ingin
melindunginya.
“Sehun-ah, waeyo? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini?” Hyunri merasa aneh dan
bingung atas perubahan sikapnya yang tiba-tiba ini. Sehun masih menatap lurus
ke depan dan tatapannya masih sama saat ia menatap ahjussi tadi. Ia benar-benar
kesal.
“Sehun-shi!” sentak Hyunri dan
berhenti berjalan, sehingga Sehun juga berhenti. Sehun berbalik, menatap Hyunri
dengan tatapan.. ah ntah tatapan apa itu.
“Mwo?!” Tanya Sehun yang mungkin lebih
tepatnya sebuah bentakan.
“Ya! Kenapa kau jadi seperti ini?!”
balas Hyunri, ia sungguh frustasi karena sikap Sehun yang seperti ini.
Baru saja Sehun ingin menjawab
pertanyaan yang dilontarkan mulut kecil Hyunri, datang Luhan dan Suho yang
bermaksud menyapa mereka.
“wowow ada apa ini? Kenapa kalian
pagi-pagi sudah bertengkar? Dan, apa kalian berangkat bersama?” Tanya Suho, dia
baru saja datang dan sekarang sudah mengeluarkan banyak pertanyaan.
“Annyeong Hyunri-ah, Sehunie!” sapa
Luhan dengan diikuti senyum manisnya.
“Annyeong!” balas mereka berdua
kompak. Astaga, mereka berdua begitu kompak tapi entah mengapa selalu saja
bertengkar.
“Nah jadi apa jawaban dari
pertanyaanku tadi?” Suho berucap sembari menepukkan kedua tangannya.
“Oppa, Sehun itu pemarah sekali. Aku
tidak melakukan kesalahan, tapi dia tiba-tiba marah. Menyebalkan sekali!” ujar
Hyunri manja kepada Suho yang sudah dianggap oppanya sendiri itu.
“Mwo?!
Ya! Kau itu tidak tahu apa-apa, jadi diamlah! Lagi pula ini bukan urusanmu,
hyung.” bantah Sehun. Setelah berkata
demikian, dia langsung pergi meninggalkan 3 orang yang bingung akan sikapnya
itu.
“Eoh?
Ada apa dengan anak itu?” Tanya Suho yang masih memandangi punggung Sehun.
“Molla.
Apa yang sudah kau lakukan pada Sehun-ku hingga ia bermuka kusut seperti itu?”
jawab Luhan, dan bertanya kepada Hyunri dengan muka polosnya.
“A-aniyo
sunbae! Aku tidak melakukan apapun padanya. Sungguh!” Ujar Hyunri
meyakinkan Luhan yang masih curiga padanya.
“Aku bersungguh-sungguh!” Ucap Hyunri
lagi sambil menampilkan peace sign-nya.
“Dia tidak mungkin bohong Luhanie, aku
kenal sekali muka polos tak tahu dosa itu.” Celetuk Suho dan Luhan hanya
manggut-manggut.
“Ya!
Kau ini sebenarnya memuji atau mengejekku?” sergah Hyunri.
“Omooo!
Muka polosnya tiba-tiba berubah menjadi serigala galak. Kyaaa~
menakutkan~!” ledek Suho lagi, kali ini ditambah dengan lidah yang dijulurkan
keluar. Suho dan Luhan pun tertawa, dia tidak memperhatikan Hyunri yang sudah
bermuka merah karena amarah dan rasa malunya.
“YAAA! Kalian berdua sungguh menyebalkan!
Menyebalkan!!!” Hyunri menghentak-hentakkan kakinya berkali-kali, lalu pergi
meninggalkan kedua namja tampan yang masih saja tertawa-tawa.
-Kantin-
Bunyi bel pertanda waktu istirahat
sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Hyunri dan Hyejin sedang memakan bekal
makan siangnya di kantin ditemani dengan obrolan dan celotehan-celotehan lucu
khas mereka berdua.
“Dan kemarin, Sinkyung memberi
sepasang baju tidur lucu untuk Siwon oppa. Bisa kau bayangkan, Siwon memakai
baju tidur bermotif polkadot dengan warna yang menyala itu?” celoteh Hyunri
saat ia berada di musicbank bersama temannya, Song Sinkyung.
“Hahahaha pasti menggelikan hahaha.”
Tawa Hyejin keluar seketika.” Lalu, apa kau memberikan sapu tangan itu kepada
Kyuhyun oppa?” Tanya Hyejin penasaran, ia tidak bisa ikut menonton musicbank
bersama Hyunri dan Sinkyung karena tugas klubnya menumpuk. Jadi dia menitipkan
sapu tangan berwarna biru sapphire buatannya itu kepada Hyunri dan meminta
Hyunri memberikannya pada Kyuhyun, biasnya.
“Ne,
tentu saja. Setelah aku memberikannya pada staff, beberapa saat kemudian aku
melihat Kyuhyun mengeringkan wajahnya dengan saputangan itu. Sepertinya dia
menyukai sapu tangan itu.” Jelas Hyunri.
“Aigooo..
senangnya!!!” seru Hyejin kegirangan.
Hyunri hanya tersenyum senang melihat
sahabatnya ini. Sekilas ia melihat sosok Sehun sedang bersama ke-11 temannya
sedang mengantri untuk mengambil makan siangnya.
“Ya!
Sehun-ah, ingat, kau harus mengantarkan ku pulang hari ini!” seru Hyunri sambil
melambaikan tangannya.
Sehun POV
“Ya!
Sehun-ah, ingat, kau harus mengantarkan ku pulang hari ini!” seru Hyunri sambil
melambaikan tangannya.
‘Akh
dasar gadis bodoh!’umpatku dalam hati, ‘untuk apa dia mengumbar ini di depan umum? Orang-orang bisa salah
paham.’
“Ya~ ada apa ini eoh? Apa kalian akan
pergi berkencan?” ucap Chen memincingkan matanya, dan menaik-turukan
kacamatanya.
“Wooo.. sepertinya ada yang diam-diam
melakukan penyerangan.” Tambah kai.
“Mwo? penyerangan apa Hyung? Aku hanya
bermain di game center bersamanya semalam.” Ujarku, bersikap biasa, “sudahlah,
cepat ambil makan siang kalian.” Sambungku lagi sembari berlalu mencari tempat
yang kosong untuk memakan makan siangku.
“Ya!
Sehunie chakkaman! Hey jangan kabur!” seru hyung-hyung. Ah benar-benar!
Hyejin POV
Siang ini aku melihat Hyunri tampak
akrab dengan Sehun, apa ini artinya dia sudah berpaling dari Baekhyun Sunbae?
Benarkah? Haruskah aku menanyakan kepada Hyunri tentang hubungannya dengan
Sehun? Bisakah sekarang aku mengungkapkan perasaanku kepadanya? Sungguh aku
sudah tak tahan lagi menahan perasaan ini. Hyunri tolong berpalinglah dari
Baekhyun sunbae, jadi aku tak perlu menyakitimu Hyunri-ya. Jebal..
“sssst Hyejin! Hyejin!” bisikan Hyunri
seketika menyadarkanku dari lamunan panjangku. “Jung Sonsaengnim memperhatikanmu
Hyejin-ah,” ucap Hyunri. Aku baru sadar jika aku sedang di tengah pelajaran.
“Eh? Ah! Gomawo Hyunri-ya, tadi aku
melamun” balasku dengan menatap Hyunri yang duduk disampingku.
“Akhir-akhir ini kau sering melamun,
sebenarnya ada apa?”
“Anni,
hanya masalah biasa.”
“Jika kau ingin, kau bisa
menceritakannya padaku, mungkin aku bisa membantumu.”
Aku hanya
menjawab Hyunri dengan seulas senyuman.
Hyejin POV
“Hyejin-ah, aku masih ada urusan
dengan klubku. Kau bisa pulang duluan. Daaah!” Ucap Hyunri sembari berlari
menuju klub mading kesayangannya.
“Dah!” balasku pelan, meski aku tahu
dia tidak akan mendengar suaraku.
Hhhh.. kuhela napasku untuk sekedar
mengurangi bebanku yang semakin hari semakin berat ini. Aku masih belum ingin
pulang, aku megambil novel kesayanganku itu di dalam tas dan membacanya sembari
duduk sendirian didalam kelas ini.
Pelajaran telah usai dari 20 menit
yang lalu, sekarang hanya beberapa siswa saja yang masih setia berada
dilingkungan sekolah ini. Sepi, suasana yang tepat untuk menyendiri. Aku suka
suasana ini, seakan beban-bebanku meluap seketika.
“Eoh? Hyejin?”
Sebuah suara memaksaku melepas
earphone yang sedang memutar lagu KRY-Missing you.
Baekhyun sunbae?
“Sunbae?”
“Kau sedang apa disini sendirian? Mana
Hyunri?” ucap Baekhyun sunbae sambil menengok kanan-kiri. Dia sudah mengenal
Hyunri sejak pertemuan waktu itu. Dan Baekhyun adalah senior ku di klub music.
“Aku sedang membaca novel,” balasku
sambil mengangkat buku cukup tebal itu,”dan Hyunri sedang berada di klub madingnya.
Sunbae sendiri sedang apa?”
“Oh.. aku sedang menuju ruang music,
aku ingin berlatih untuk lomba nanti. Kau mau ikut?” tawarnya padaku. Dan tentu
saja jawabanku “iya”.
Author POV
_Ruang Musik_
Dentingan indah piano menyeruak dari
dalam ruang music. Baekhyun sedang memainkan jari-jarinya di atas tuts piano,
dan Hyejin dengan tatapan terkagum-kagum ia duduk di dekat Baekhyun.Tepuk
tangan Hyejin pun mengakhiri permainan Baekhyun.
“Sunbae
hebat!” seru Hyejin masih bertepuk tangan.
“Gomawo,”
ucap Baekhyun tersenyum malu-malu.
Melihat senyum Baekhyun ada suatu hal
yang tiba-tiba muncul dibenak Hyejin. Entah kenapa ia memikirkan keinginannya
menyatakan perasaannya pada Baekhyun.
‘Aku benar-benar menyukainya, aku akan
menyesal jika tidak menyatakannya. Aku sudah tak mau menyia-nyiakan waktu ku
lagi. Kumohon Hyunri biarkan aku menyatakannya dan maafkan aku.’ Batin Hyejin.
“Su—Sunbae,” panggil Hyejin.
“Hem?” Baekhyun memulai permainan pianonya lagi.
“A—aku.. Saranghaeyo! Jeongmal
saranghae!” Ucap Hyejin, ia menutup matanya. Tak berani melihat punggung
Baekhyun yang kini menghentikan permainannya. Tiba-tiba hening pun menyelimuti
mereka.
Hyunri POV
_Koridor Sekolah_
Aku sedang berjalan menuju
gerbang sekolah untuk menemui Sehun yang
sudah tak sabar menungguku. Kulihat Handphone ku lagi, ah sms dari Sehun lagi.
Sudah berapa kali dia mengsmsku dan isinya selalu sama.
“Sunbae,” sebuah suara terdengar dari
dalam ruang music. Aku memang sedang berada disamping ruang music, jadi aku
bisa mendengar suaranya dengan jelas.
“Seperti suara Hyejin? Apa Hyejin di
dalam?” ucapku pelan. “tapi ia berbicara dengan siapa?” sambungku lagi. Aku
penasaran, lalu sedikit mengintip melalu jendela kaca kecil yang ada didaun
pintu. Itu memang benar Hyejin, oh dan ada Baekhyun sunbae! Aku tahu mereka
berdua sama-sama klub music. Tapi hari ini bukan jadwal mereka latihan, lalu
apa yang sedang mereka lakukan?
“Hem?” sahut Baekhyun sunbae, kulihat
Hyejin menundukkan kepalanya dan memainkan jarinya, kebiasaannya saat ia gugup.
Aku terus saja memperhatikan mereka berdua, hingga sebuah kalimat keluar dari
mulut Hyejin mengagetkanku.
“A—aku.. Saranghaeyo! Jeongmal
saranghae!” itulah kata-kata yang Hyejin ucapkan. Mataku terbelalak, jantungku
serasa berhenti berdetak. Ada apa ini? Kenapa Hyejin berkata begitu pada
Baekhyun sunbae? Kenapa? Padahal dia tahu aku juga menyukainya.
Aku ingin pergi, aku tidak mau disini.
Terlalu menyakitkan untuk terus mendengar apa yang mereka ucapkan. Kukerahkan semua
tenagaku untuk menggerakkan kaki yang sudah sangat lemas ini.
Tatapan kosong, jalan sempoyongan dan
pikiranku melayang entah kemana itulah aku sekarang. Pikiranku sibuk memikirkan
kejadian tadi. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Hyejin? Ini sungguh membingungkan
dan menyakitkan. Sahabatku sendiri.. menyukai seseorang yang disukai oleh
sahabatnya dan ia tak mengatakan itu padaku. Sudah berapa lama? Berapa lama ia
memendam ini?!
Pikiranku terus saja berkecamuk,
hingga sebuah tangan menarik pergelangan tanganku.
TBC